Langsung ke konten utama

Resume Sekolah Kader KOPRI di Karawang ( satu senja )

helloo
kali ini aku mau share tentang perjalanan aku pertama kali ke karawang.
nih buat kalian yang suka ngebolang alias bocah ilang,  yang suka nya keluyuran daripada diem dirumah. tapi keluyurannya yang positif yaaa hhe.
guys, kemaren tepatnya tiga hari yang lalu aku ke karawang dalam rangka Sekolah Kader Kopri (SKK). pada tau belum KOPRI itu apa ? KOPRI itu Korp PMII Putri yaa bukan Korp Pegwai RI hhhee.
KOPRI itu badan semi otonom dari PMII alias Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. aktivis pasti ga asing dong dengan nama organisasi ekstra kampus ini hhe.
next blog ak bakal cerita pajang tentang apa itu KOPRI. sekarang kita cerita pengalamannya dulu selama di karawang ngapain ajaa.
nah asal muasal nya aku dapet berita dari salah satu sahabat pergerakan aku tentang SKK yang ada di karawang. karna kebetulan aku belum mengikuti salah satu jenjang kaderisasi formal SKK ini aku langsung dong ngabarin ketua KOPRI cang kota bandung teh lam lam ( aku dari KOPRI kota bandung soalnya hhe) dan konfirmasi kalo aku pengen ikut SKK di Karawang.
Tapi ternyataaa beberapa hari sebelum hari H aku ragu banget, soalnya banyak acara yang lainnya yang harus aku ikuti jugaa.
tadi nya sih ga akan jadi ikut SKK di Karawang nya, soalnya tiba tiba mager alias malas geraak hhe (padahal anak pergerakan tapi kok males gerak ?) tapi dengan kesadaran kritis yang sejak dulu di tanamkan PMII akhirnya aku kembali semanagat untuk berproses hhhe.
dan tepat malem keberangkatan yang tadinya aku cancel akhirnya aku putuskan untuk pergi ke karawang. aku berang sama neng siti, dia salah satu sahabati ku juga di KOPRI komisariat UIN cabang kota bandung. awalnya bingung banget ke karawang harus naik apaan, ntar stop dimana dan bla bla. karna memang ini pertama kalinya aku ke karawang. akhirnya aku browsing tentang bis apa aja yg ke karawang.
bagi kalian yang berangkat dari bandung ke karawang, aku sih rekomendasiin naik bis prima jasa. budgetnya yang AC 30 menit sekali harganya 40.000 dan non AC 15 menit sekali harganya 30.000.
nah buat kalian yang berangkat dari bandung kota mending jangan ke leuwi panjang, karna bakal ngetem nya lamaaaa. mending langsung cegat aja di Tol Pasir koja. disana ga akan ngetem dan langsung berangkat. dan buat kalian yang perginya dari sekitar bandung timur alias cibiru dan sekitarnya mending langsung cegat bus nya di tol cileunyi. ada kok jurusan tasik cikarang.
setelah tau harga akhirnya aku sama temenku cegat bus nya dari tol pasir koja. dan emang bener nunggu bis nya ga lama dan langsung berangkat alias ga ngetem lagi.
semula aku kira karawang itu jauuh , ternyata cukup dengan waktu dua jam setengah kita udah bisa nyampe ke terminal klari (dengan kondisi jalan normal ga macet). aku berangkat dari bandung tu jam 15:30 sampe terminal klari pas banget magrib jam 18:00.
pas udah nyampe terminal klari untungnya kita di jemput sama tuan rumah acara dari KOPRI Karawang pake motor. lokasinya lumayan jauh sih kalo jalan kaki soalnya kita langsung di anter ke Balai Diklat Karawang ( anak karawang pasti pda tau dong yaa)
sesampainya di lokasi kita langsug di tunjukin kamar dan istirahat. habis istirahat kita cari makan keluar. kalian yang dari bandung pokonya jangan kaget kalo ternyata di karawang geraah bangeet !! suhunya kalo di hape sampe 30 C bayangin. kalo mandi itu serasa ga mandi, soalnya ga da fresh fresh nya banget !!
tapi berhubung aku asli sumatra, yah suhu segitu sama aja kaya di kampungku jadi udah terbiasa hhe.
beres makan akhirnya kita Screening alias filtering gitu, tadinya kirain bakal di tanya banyak tapi ternyata yahh di tanya tentang administrasi dan isi makalah.
setelah itu pembukaan dan kita menjalani aktifitas seperti biasa nya.
materi pertama itu tentang Analisi Sosial Perpektif Feminis
materi ii di bawakan oleh pak Marzuki Wahid yang memang sering mengisi acara tentang perempuan dan sepengetahuan saya beliau memang salah seorang feminis laki laki yang keren pemikirannya dalam hal kesetaraan gender.
Pembangunan di provinsi, kabupaten, dan kota pada umumnya belum menempatkan pemberdayaan perempuan, kesetaraan dan keadilan gender, serta kesejahteraan dan perlindungan anak sebagai prioritas. Gender mengidentifikasi hubungan sosial antara perempuan dan laki-laki, yang tidak ditetapkan oleh perbedaan biologis, tetapi lebih dipertajam oleh pembedaan pembelajaran dan nilai-nilai budaya. Pembedaan biologis menetapkan apa yang dapat dan apa yang tidak dapat dilakukan oleh perempuan menurut kesepakatan masyarakat.
Peran gender ternyata menimbulkan masalah yang perlu dipersoalkan, yakni ketidak adilan  yang  ditimbulkan  oleh  pembedaan  gender  tersebut. Dalam upaya penyeimbangan hak gender, upaya penyadaran gender meliputi pemahaman perbedaan peran biologis dan peran gender sekaligus memahami bahwa peran gender yang ditentukan melalui kontruksi sosial dan historis dapat berubah/diubah. Laki-laki maupun perempuan dapat berperan sebagai pencari nafkah baik dibidang pertanian maupun non pertanian, pelaku kegiatan rumah tangga, maupun pelaku kegiatan masyarakat. Peran-peran tersebut dipengaruhi oleh berbagai nilai-nilai/norma masyarakat, lingkungan fisik dan sosial, program-program pembangunan, dan kondisi sosial ekonomi keluarga atau rumah tangga. Kondisi sosial ekonomi rumah tangga antara lain umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota rumah tangga, pendapatan rumah tangga, komposisi anggota rumah tangga.
Gender diartikan sebagai kontruksi sosiokultural yang membedakan karakteristik maskulin dan feminim. Gender berbeda dengan seks atau jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang bersifat biologis,  walaupun jenis kelamin sering berkaitan erat dengan gender namun dalam hal ini gender bukanlah merupakan korelasi absolut  karena yang dianggap maskulin dalam suatu kebudayaan  dapat dianggap feminim dalam budaya lain. Dengan kata lain, kategori maskulin dan feminim itu bergantung pada konteks sosial budaya setempat. Gender membagi atribut dan pekerjaan menjadi maskulin dan feminim. Realitas sosial menunjukan bahwa pembagian peran berdasarkan gender yang melahirkan suatu keadaan tidak seimbang saat perempuan menjadi subordinasi oleh laki-laki, hal ini disebut dengan ketimpangan gender.  ketimpangan gender didalam keluarga serta rendahnya otoritas perempuan dilihat pada sumber-sumber yang dianggap langka dan tidak memperhatikan, misalnya ketimpangan semacam ini terjadi dan membentuk realitas sosial serta mengapa ketimpangan tersebut dilestarikan oleh berbagai pihak.
Nah dalam hal ini Narasumber mencontohkan tentang sistem Poligami.
dimana poligami dianggap sebagai kekerasan terhadap perempuan. kenapa ? karna terdapat dalan Undang Undang PKDRT yang mendifinisikan bahwa kekerasan terdiri dari 4 jenis diantaranya Kekerasan Fisik, Psikis, Seksusal dan Ekonomi. dalaam hal ini berarti poligami masih masuk dalam kekerasan Psikis yang jelas berarti melanggar Undang Undang PKDRT.

Komentar